profile image
by maydaysoshwelp
on 2/3/20

angkat telepon

"ce bunyi lagi ce angkat kek!"

mingi dorong dahiku yg mempel ke lengannya. berusaha buat aku dongak.

"cece angkat ce, astaga anak siapa sih ngeyel banget dibilangin!"

pelukanku di lengan dia makin erat. wajahku juga makin kudusel disana. mager banget tau ga sih. males ngomong ke orangnya juga males karena sakit tenggorokan.

"biarin aja mingki."

mingki hela nafas. "itu dia nelpon lo udah hampir—nah, pas lima belas kali tuh. angkat gih."

aku geleng. dia hela nafas lagi. kali ini sambil berusaha lepas pelukanku di lengannya. aku protes. makin kupeluk sama kakiku kupake buat lilit badannya.

"lepasin ga?"

"ga."

"angkat telpon."

"ga, mingki aja deh yg angkat maksa banget kenapa sih." aku melepas pelukanku duh makin pusing dipake debat sama mingki. aku lalu ambil hpku di meja, dan pencet tombol hijau tanda nerima panggilan. setelahnya langsung kusodorin itu hp ke telingan mingki

tanpa suara dia ngomong 'kampret'. aku melet terus kembali nemplok ke dia kayak sloth.

"halo nyil?"

samar-samar kedengeran suaranya kak uyon dari seberang sambungan. aku melototin mingki, nyuruh dia ngomong.

"halo, bang gue mingi."

"..."

"unyil eh cece gabisa ngomong, tenggorokannya sakit. pilek sama demam juga."

"..."

"tadi sih pas dicek demamnya 38."

"..."

"oh?" mingki berdiri berusaha kutahan tapi dia berhasil lolos. dia ambil skateboard sama hpnya di meja, terus jalan.

"mau kemana?"

"mingki!"

aku cemberut dan mengikutinya dari belakang. kulilitkan selimut ke tubuhku.

"mingki dipanggil jawab dong!"

dia noleh, terus ngasih hpku ke aku. aku cuka diem, natap kesel.

"kesel kenapa sih ce kek bayi aja. kesel liat dia nolak ajakan lo buat jalan sama mantan?"

"ga. kesel sama kamu. mau kemana?"

"balik."

"aku sendirian dong!" aku protes, pekikanku berakhir sumbang. duh makin sakit tengorokan. aku otomatis mejamin mata.

"tunggu depan tv sana." dahinya dia tempelin ke dahiku. " naik lagi nih demam lo. idah minum obat belum?"

aku geleng dan nyenderin badanku ke dia. pusing.

"bang, masuk aja ga dikunci kok. anaknya lemes gabisa gue tinggal."

"..." samar-samar kedengeran suara mingki, mungkin telepon.

"ok."

"ce, lepas dulu ce gue balik."

"disini aja mingki temenin" aku makin nempel ke dia.

"itu udah ada bang seungyoun, gue kelas jam sepuluh ce. lepas ya?" aku angkat wajahku natap sedih ke dia. dia balas usak rambutku.

"bang titip cece ya, tadi dia belum sarapan sama minum obat."

"ok. thanks ya."

dahiku mengerenyit. mingki nyengir dan cubit sebelah pipiku. begitu badan dia ngejauh kak uyon raih badanku yg kelilit selimut dalam rangkulan.

"bisa jalan ga?"

aku ngangguk lemas. "gendong aja ya?"

terserah kak gue lemes, bodo amat mau rebahan pusing.

dia lalu kecup keningku. dan gendong aku bridal style.

"ke kamar ya?" aku geleng.

"kamar aja ya? nanti kalo udah enakan pindah sofa bed."

"sofa bed aja kak" aku tanpa sadae ngerengek. "mau sambil dengerin harry potter."

dia hela nafas "ok, tapi makan bubur yg kakak bawain sama minum obat."

aku ngangguk. dia kembali kecup keningku. dan gendong aku ke sofa bed di ruang main.